Investasi dilihat dari obyek investasinya dibagi menjadi 2 bagian, yaitu investasi sektor riil dan investasi sektor financial.
Pada era 70-an hingga akhir 90-an, masyarakat Indonesia lebih terbiasa dengan investasi sektor riil seperti sektor property dan perkebunan. Tetapi setelah masa krisis ekonomi melanda negara kita, para masyarakat khususnya dunia investasi mencari bentuk investasi yang return on invesment-nya besar dengan waktu yang relative lebih cepat. Hal ini yang mendasari pada pilihan di sektor financial.
Bentuk investasi sektor riil (misalnya property) umumnya membutuhkan waktu yang sangat lama untuk mencapai likuiditasnya, dikarenakan pada sektor ini dibutuhkan rentang waktu dan mata rantai yang panjang untuk mencapai tujuan laba.
Salah satu contoh produk yang ditawarkan dalam sektor financial adalah valuta asing (Forex).
Apa itu Forex?
Forex (kependekan dari Foreign Exchange Rate) merupakan perdagangan jual-beli nilai currency kedua negara.
Hal ini dapat terjadi karena selalu timbulnya perbedaan nilai atas currency mata uang dari tiap-tiap negara dengan mata uangnya.
Mungkin anda bingung mengapa mata uang kok diperjual belikan? Sedangkan kalau kita jual beli saja ada barang sebagai barang dan ada uang sebagai alat pembelian.
Didalam perdagangan Forex, pembeli dan penjual memperdagangkan nilai .Karena sebab memperdagangkan nilai, maka mata uang yang lain menjadi barang sebagai nilai, dan mata uang lainnya sebagai alat pembelian.
Contoh:
1. Tuan A menjual sepeda motor kepada tuan B.
Tuan A sebagai penjual dan tuan B sebagai pembeli.
Tuan A memiliki sepeda motor sebagai barang dagangannya, sedangkan tuan B memiliki uang untuk membayar barang dagangan tersebut.
2. Tuan C menjual mata uang US dollar kepada tuan D
Tuan C sebagai penjual dan tuan B sebagai pembeli.
Tuan C memiliki mata uang US dollar sebagai barang dagangannya sedangkan Tuan D memiliki uang selain US dollar untuk membayar barang dagangan tersebut.
Dapat disimpulkan bahwa :
- Dari (contoh 1, 2) kedua pihak terjadi transaksi yang saling membutuhkan dengan kebutuhan yang tidak sama. (bukan motor ditukar dengan motor dan bukan mata uang US dollar ditukar dengan mata uang US dollar)
- Ada barang yang perdagangkan, dan ada uang sebagai alat pembayaran.
- Contoh 1 : sepeda motor sebagai barang
- Contoh 2 : mata uang US dollar sebagai barang.
- Adapun persamaan dari contoh 1 dan 2 adalah pada selisih antara harga jual dan harga beli bagi kedua pihak.
Perdagangan mata uang asing tidak ada bedanya dengan barang lainnya, yaitu terjadi aktivitas pertukaran, di mana pemilik barang menyerahkan barangnya kepada pembeli, kemudian pembeli akan menyerahkan uang sebagai penukar barang yang didapatnya.
Dalam hal perdagangan mata uang kedua belah pihak penjual dan pembeli sama-sama menyerahkan uang, sebagai penukar, tetapi uang tersebut berbeda asalnya. Sebagai contoh, kita di Indonesia memiliki mata uang rupiah, kemudian kita ingin membeli dollar AS, maka kita menyerahkan rupiah kita untuk mendapatkan dollar AS. Tentu nilai pertukaran tersebut menurut harga pasar.
Jika di pasar, harga seekor sapi Rp. 5.000.000, maka kita harus menyerahkan uang sejumlah itu untuk mendapatkan seekor sapi. Nah, di pasar forex, kita juga harus menyerahkan uang kita sejumlah harga pasar atas dollar AS yang kita beli. Jika harga pasar dollar AS adalah Rp 9,000, maka kita harus menyerahkan Rp. 9,000 untuk mendapatkan US$ 1, atau Rp. 18,000 untuk mendapatkan US$ 2
Untung vs rugi. Perbedaan lain, jika perdagangan barang terjadi secara langsung (walaupun era sekarang telah berkembang cara perdagangan barang secara online yang memerlukan waktu antara menyerahan uang dan barang), artinya secara umum jika kita membayar hari ini kita akan mendapatkan barang di hari ini juga, istilahnya cash and carry, maka perdagangan forex adalah perdagangan berjangka, di mana pembayaran terjadi hari ini dan penyerahan barang terjadi di kemudian hari, sesuai kesepakatan. Perbedaan antara pembayaran dan penyerahan barang inilah yang menyebabkan perbedaan harga, dan menjadi sumber keuntungan/kerugian dari perdagangan forex ini.
Sebagai contoh, kita membeli dollar AS dengan harga Rp. 9.000 pada hari ini untuk penyerahan satu bulan yang akan datang (tetapi kita memilih cara spot: pembayaran saat ini dan penerimaan di hari ini juga), artinya secara umum kita baru menerima dollar AS yang kita beli sekarang maksimal 2 hari yang akan datang. Nah, apa yang terjadi selama 2 hari yang akan datang? Tentu nilai dollar AS bisa saja berubah dari nilai pada hari transaksi, bisa naik, turun atau tetap (Jika misalnya barang---contoh hewan sapi bisa bertambah gemuk, kurus atau tetap/atau bertambah harga jualnya atau malah berkurang selama 2 hari kemudian). Jika harga satu dollar AS 2 hari kemudian menjadi Rp. 8,000, maka kita akan rugi Rp.1.000, sebab kita membeli dengan harga Rp. 9,000, kini yang kita dapat Rp. 8,000. Sebaliknya, jika 2 hari kemudian harga satu dollar AS menjadi Rp. 10,000, maka kita akan mendapat keuntungan Rp. 1.000 Likuidasi. Dalam perdagangan forex yang menganut perdagangan berjangka, keuntungan dan kerugian itu tidak harus terjadi, selama kita tidak mengeksekusinya. Ini berbeda dengan perdagangan yang menganut forward di mana eksekusi penyerahan barang harus dilakukan pada waktu yang telah disepakati. Eksekusi istilah resmi yang digunakan adalah likuidasi- pada perdagangan forex, bisa kapan saja. Kita lanjutkan saja contoh kita, misalnya, setelah 2 hari kita mendapati harga satu dollar AS menjadi Rp. 8.000, berarti kita akan rugi Rp. 1.000 jika kita likuidasi sesuai kesepakatan. Karena itu, kita bisa menundanya, barangkali beberapa hari ke depan harga dollar AS akan naik lagi. Jika seminggu kemudian, perkiraan kita benar harga dollar AS naik menjadi Rp. 10.000 kita bisa melikuidasinya, dan mengantongi keuntungan Rp. 1.000.
Waktu likuidasi. Dalam likuidasi kita di atas, kita menunggu sampai 2 hari, bahkan kita menambahkan waktu satu minggu lagi. Kalau begitu bertransaksi di forex memerlukan waktu cukup lama? Tidak. Bahkan dalam hitungan menit pun kita bisa segera melakukan likuidasi, jika kita sudah mendapatkan keuntungan atau ingin mengurangi kerugian atau terpaksa menjual karena sedang membutuhkan uang.
Mata uang. Dalam contoh kita, mata uang dollar AS bertindak sebagai "barang", sedang mata uang rupiah bertindak sebagai sebagai alat pembayaran. Dalam perdagangan forex, dollar, AS sering bertindak sebagai uang, sedang mata uang lain bertindak sebagai barang. Karena kita di Indonesia, maka rupiah akan selalu menjadi uang. Bahkan bisa tiga kali transaksi (arbitrage triangular). Misalnya, kita ingin bertransaksi membeli Yen (bertindak sebagai barang) dengan dollar AS (bertindak sebagai uang), maka transaksi pertama adalah kita membeli dollar AS. Setelah mendapat dollar AS kita menggunakannya untuk membeli Yen. Akhimya setelah menjadi Yen, kita harus menggunakannya untuk membeli rupiah saat kita akan menggunakan uang kita di Indonesia.
Kurs yang digunakan. Di atas kita harus menukar mata uang rupiah dua kali, yaitu membeli dollar AS ketika akan membeli Yen dan menjual Yen ketika transaksi selesai dan kita ingin menggunakan uang kita di Indonesia. Berapakah kurs yang digunakan? Ingat di sini kita bertransaksi dengan perusahaan broker yang akan melaksanakan amanat kita. Dalam hal demikian, terdapat variasi diantara perusahaan broker. Ada yang mengenakan kurs pasar, ada juga yang menggunakan kurs tetap yang telah ditetapkan dalam perjanjian- dan ada juga yang menggunakan kombinasi antara kurs pasar dan kurs tetap, misalnya saat membeli untuk investasi, digunakan kurs pasar, tetapi saat mengakhiri transaksi digunakan kurs tetap.
Mata uang yang diperdagangkan. Pada umumnya mata uang yang diperdagangkan di perusahaan pialang adalah mata uang negara-negara industri yang sangat maju atau yang disebut sebagai mata uang kuat (hard currency). Sebab mata uang inilah yang pergerakannya sangat fluktuatif, sehingga memungkinkan terjadinya perdagangan.
Kelebihan investasi valas
Investasi di produk valas memiliki kelebihan dibanding produk lainnya di sektor ini.
Kelebihan tersebut adalah transaksi Two Way Opportunity.
Apa itu? Kita dapat melakukan transaksi dengan 2 kondisi,
- Melakukan transaksi perdagangan pembelian ketika harga sedang menguat.
- Melakukan transaksi perdagangan penjualan ketika harga sedang melemah.
Contoh 1)
Ketika US dollar menguat dan kita sebagai pedagang, maka dengan menggunakan alat pembayaran (sebagai contoh mata uang Euro sebagai alat pembayaran kita untuk membeli US dollar sebagai barang dagangan) kepada pihak penjual yang menjual US dollar yang sedang menguat tersebut dengan harga yang murah.Setelah kita membeli US dollar, maka kita memiliki dagangan US dollar yang telah kita beli tersebut yang nantinya akan kita jual kembali kepada pihak pembeli jika telah mencapai keuntungan yang kita inginkan dari selisih penguatan antara saat kita membeli dan menjualnya kembali.
Keuntungan kita dalam pembelian US dollar yang sedang menguat tersebut ketika kita jual lagi setelah penguatannya mencapai laba/profit yang kita inginkan (kita membeli disaat harga masih murah)
Contoh 2):
Ketika US dollar akan melemah dan kita sebagai pedagang (yang memiliki dagangan US dollar), maka kita jual barang dagangan tersebut kepada pihak pembeli. Keuntungan dari kita menjual US dollar tersebut, ketika US dollar kita beli disaat harga masih murah (dan kita menjual kembali dengan harga yang mahal) kepada pihak pembeli.
Tentu dalam transaki penjualan dan pembelian tersebut ada proses yang harus kita lalui sebagai seorang pedagang.
Proses tersebutlah yang menentukan apakah kita mampu meraih keuntungan ataupun malah kerugianlah yang terjadi.
Namun kita semua sadar, bahwa investasi di sektor manapun, baik sektor riil maupun sektor financial tentulah terjadi sebuah proses yang akan membawa apakah akan menimbulkan keuntungankah atau kerugian.
Sebagai pedagang bukan berarti akan selalu untung yang diraih, rugi pasti ada. Namun pedagang yang sukses adalah yang dalam melalui prosesnya mampu menciptakan keuntungan yang lebih besar dan konsisten daripada kerugiannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar